Re-engineering System

Re-engineering Sistem dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang meningkat dan dapat dilakukan karena adanya teknologi yang tersedia. Teknologi baru ini dapat berupa hardware maupun software. Untuk pengembangan system informasi sebelumnya mengubah proses manual menjadi komputerisasi dengan feature yang memadai pada saat itu. Tetapi seiring dengan berkembangnya organisasi dan kegiatan bisnis, mungkin saja system yang dikembangkan dulu sudah tidak reliable lagi sehingga diperlukan pengembangan system dengan melakukan proses re-engineer atau dengan membangun system yang baru.

Mengembangkan system dari system yang sudah ada, bisa dilakukan dengan hanya menambah feature atau menu sedangkan yang lebih ekstrem adalah mengubah keseluruhan system. Untuk penambahan feature biasanya masih menggunakan development tool yang sama. Sang pengembang harus memahami alur program yang sudah dibuat sebelumnya, untuk mengotak atik suatu program dan tentu saja memahami logika program dan atribut atau variable yang digunakan karena biasanya tidak disertai dengan dokumentasi. Mungkin tidak masalah jika dilakukan orang yang sama yang masih ingat bagaimana dia mengembangkannya. Kesulitan muncul bagi orang baru yang perlu mempelajari asumsi dan ketergantungan dalam melakukan perubahan terhadap program yang sudah dibuat. Kadang ini akan menjadi masalah bagi end-user.

Melakukan perubahan secara keseluruhan dengan membuat system yang baru menggantikan system yang lama, sepertinya lebih mudah tetapi pada kenyataannya tidak semudah itu. Tetapi tentu saja, pengembangan system yang baru bukan hanya mengubah bentuk atau media karena pengembangan system informasi haruslah memberikan nilai tambah mengingat biaya yang dikeluarkan cukup besar. Kalau dahulu system informasi dikembangkan dengan membuat program per modul per departemen, maka saat ini mungkin bisa dikembangkan system enterprise dimana program-program yang terpisah menjadi terintegrasi.

Objektif dari proses re-engineering adalah meningkatkan struktur system sehingga lebih mudah dipahami dan di-maintain. Proses re-engineering meliputi translasi source code, reverse engineering, modularisasi program dan data re-engineer. ( Somerville, Software Engineering, 2000).

sumber :

http://teknologi.kompasiana.com/group/internet/2010/03/08/pengembangan-sistem-informasi-re-engineering-system/

This entry was posted in Knowledge Management. Bookmark the permalink.

4 Responses to Re-engineering System

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *