Suhu bumi yang kian hari kian panas akibat effect rumah kaca akan sangat berbahaya jika tidak diperhatikan dari sekarang. Salah satu hal yang saat ini sedang populer adalah tentang green IT atau green computing. Namun pada prakteknya saat ini masih banyak yang belum memahami green IT boro-boro menjalankannya. Ada beberapa pihak dalam komputer dan semuanya mempunyai peran yang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama, yakni membuat sistem komputer yang ramah lingkungan. Ada pihak produsen dan pihak konsumen. Pihak produsen dalam hal ini bisa kita pecah lagi menjadi pihak produsen hardware dan produsen software. Sedangkan yang termasuk pihak konsumen adalah end user / pengguna akhir, di dalamnya ada pemerintah, perusahaan swasta, instasi, dan personal user.
1. Peran Produsen Dalam Gerakan Green IT
a. Produsen Hardware
Produsen hardware dituntut untuk dapat menciptakan hardware yang hemat energi untuk mengurangi penggunaan listrik dan juga handal. Mereka harus bisa memproduksi hardware yang memakan sedikit daya listrik. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi penggunaan minyak bumi dan mengurangi emisi CO2. Produsen hardware berperan besar dalam menyumbangkan emisi CO2, sehingga mereka juga seharusnya turut andil dalam gerakan green IT.
b. Produsen Software
Baik produsen software sistem operasi ataupun software aplikasi, harus dapat menggunakan algoritma yang singkat dan tepat. Hal ini berkaitan dengan waktu atau durasi penggunaan komputer oleh user. Algoritma yang tepat dan efektif serta efisien akan meminimalisir penggunaan energi. Para produsen software aplikasi juga harus dapat menciptakan software yang mampu menggantikan pekerjaan mesin-mesin yang menggunakan energi yang cukup besar. Selain itu mereka juga harus dapat membuat software atau program yang meminimalisir penggunaan kertas.
2. Peran Konsumen Dalam Gerakan Green IT
Konsumen dalam hal ini adalah pemerintah, perusahaan, maupun personal user.
a. Pemerintah
Pemerintah harus mulai membuat sistem yang terkomputerisasi dalam segala bidang. Pembenahan jaringan inter dan antar instansi. Selain hemat energi, hal ini juga akan membuat urusan menjadi semakin mudah dan mengurangi proses birokrasi yang berbelit. Misalnya pembuatan SIM atau KTP, kenapa tidak bersifat nasional? Maksud saya siapapun bisa membuat atau memperpanjang SIM dan KTP dimana saja dan kapan saja. Dengan sistem komputer hal demikian sangatlah mungkin. Jadi kita tak perlu membuang banyak bensin untuk pulang ke kampung halaman hanya untuk memperpanjang SIM atau KTP. Apalagi saat ini sudah mulai berjalan Kartu Kerluarga yang ber-NIK. Itu adalah contoh sederhana hal yang dapat dilakukan pemerintah untuk ikut menggalakkan gerakan Green IT. Pemerintah juga harus mengusahakan sistem yang paperless.
Selain itu kesadaran para pegawai akan penghematan listrik juga masih kurang. Mereka sering meninggalkan komputer dalam keadaan hidup, padahal komputer itu tidak sedang digunakan.
b. Perusahaan
Di Indonesia masih banyak perusahaan yang belum terkomputerisasi. Sistem penggajian dan berbagai transaksi jual beli masih menggunakan kertas. Tentunya hal ini tidak sejalan dengan gerakan green IT dan gerakan pencegahan global warming. Belum adanya jaringan komputer baik dalam kantor maupun antar kantor dalam satu perusahaan masih menyumbangkan emisi CO2 yang cukup banyak. Berapa besar uang dan energi yang harus dibuang hanya masalah pengiriman data pada sebuah perusaan yang belum terkomputerisasi. Itu juga contoh sederhana betapa green IT di Indonesia masih belum diterapkan dalam banyak perusahaan.
c. Personal user
Sebagai user kita seyogyanya bijak dalam menggunakan komputer. Misalnya teliti sebelum menge-print atau mencetak. Ketidaktelitian kita sebelum melakukan pencetakan akan menyebabkan kita mencetak berulang-ulang dokumen yang sama. Selain pemborosan kertas, juga akan memperlama durasi penggunaan komputer. Matikan komputer jika tak digunakan.
Sumber : http://anaprivat.blogspot.com/2010/01/gerakan-green-it-green-computing.html